Terpaku mataku
Mlihatkan butiran kata2 di kulit naskah merah,
Bagaikan butiran permata merah berhiaskan mutiara2 kata,
Inginku hadiahkan naskah merah padamu,
Namun bagaikan kurangnya sesuatu
Masih perluku sulami dgn sesuatu yang indah
Agar mengalir pengikat memori
Yang telah membuat dirimu tersenyum
Tiga puluh bicaranya,
Dikirim merpati menjelang fajar,
Menyampaikan semangat dan harapan
Agar teguh berdiri dan bangkit seiring mentari
Agar dirimu tahu dirimu tidak keseorangan di medan
Tiga puluh bicaranya,
Ku tak pasti dirimu melihatnya
Namun tiga bicara tampak celanya,
Dan cela itu sengajaku zahirkan
Kerna inginku pahat di dalam hati
Tiga puluh bicaranya,
Sengaja kukirimkan tanpa percuma
Kujauhi kiriman percuma
Kerna engganku adukkan dengan bicara harian
Agar mudahmu mendengarnya berulang kali
Tiga puluh bicaranya,
Dirimu zahirkan senyuman maya
Telah menguatkan semangatmu di medan
Inginku pahat bicara sebegini
Agar xditelan dek bicara 'rakyat' dan waktu
Tiga puluh bicaranya,
Inginku pahat bicara ini,
Kusulami di naskah merah,
Disulami dengan pelangi,
Agarmu tahu hayat ini berwarna-warni
Tiga puluh bicaranya,
Telahku pahat di naskah merah,
Telahku kirim tatkala badai
Moga tersimpan segala memori
Moga terurai bicara hati
Naskah merah,
Tiga puluh bicara isinya,
Ditemani lukisan kehidupan,
Namun berbaki helaian kosong,
Kerna memori yg ingin diukir masih panjang
😊😊😊
"TERBUKU DI HATI" book. HBR .
😊😊😊
No comments:
Post a Comment